Sumber daya lahan merupakan salah satu faktor
yang sangat menentukan keberhasilan suatu sistem usaha pertanian, karena hampir
semua usaha pertanian berbasis pada sumber daya lahan. Lahan adalah suatu
wilayah daratan dengan ciri mencakup semua watak yang melekat pada atmosfer,
tanah, geologi, timbulan, hidrologi dan populasi tumbuhan dan hewan, baik yang
bersifat mantap maupun yang bersifat mendaur, serta kegiatan manusia di
atasnya.
Salah satu manfaat dari mengetahui tekstur tanah ini adalah untuk
memudahkan para petani mengetahui jenis komoditas mana yang cocok untuk di
tanam di tanah tersebut Atau juga untuk mengetahui komoditas apa saja yang
kurang cocok untuk ditanam di area tanah tersebut. Sedangkan untuk bidang lain
selain pertanian misalnya bisa digunakan untuk mengetahui kondisi dan perubahan
lingkungan yang terjadi di area tersebut.
Liat
mempunyai butir-butir paling kecil. Hal ini memungkinkan sifat tanah akan
menjadi sangat baik dalam menahan air. Namun jika ada air di permukaan tanah,
tanah jenis liat cenderung sulit meresapkan air tersebut ke dalam dirinya.
Sehingga, biasanya tanah liat ini mudah digenangi air dan tingkat erosinya
cukup tinggi jika terpapar aliran air dan kondisinya berlereng. Tanah disebut
baik jika komposisi fraksi pasir, debu dan liatnya seimbang. Seperti yang
disebutkan di atas bahwa tanah yang terlalu tinggi kandungan liatnya akan
cenderung mudah digenangi air. Begitu pula jika tanah tersebut terlalu tinggi
kandungan pasirnya, maka tanah akan kurang bagus dalam menahan air sehigga
cepat kering.
A.
Tekstur
Tanah
Tanah terdiri dari butir-butir yang berbeda
dalam ukuran dan bentuk, sehingga diperlukan istilah-istilah khusus yang
memberikan ide tentang sifat teksturnya dan akan memberikan petunjuk tentang
sifat fisiknya. Untuk ini digunakan nama kelas seperti pasir, debu, liat dan
lempung. Nama kelas dan klasifikasinya ini, merupakan hasil riset
bertahun-tahun dan lambat laun digunakan sebagai patokan. Tiga golongan pokok
tanah yang kini umum dikenal adalah pasir, liat dan lempung (Buckmandan Brady, 1992)
Tanah terdiri dari butiran-butiran yang
berbedabaik dalam ukuran maupun bentuk.Besarnya partikel tanah relatif sangat
kecil, yang biasanya diistilahkan dengan tekstur. Tekstur menunujukkan sifat
halus dan kasarnya butiran-butiran tanah.Lebih khusus lagi, tekstur ditentukan
oleh perbandingan antara kandungan pasir, debu, dan liat yang terdapat dalam
tanah. Dalam pengukuran tekstur tanah, kerikil dan partikel yang lebih besar
tidak diperhitungkan karena materi ini tidak mengambil peranan penting dalam
penentuan tekstur tanah.
tekstur
tanah adalah keadaan tingkat kehalusan tanah yang terjadi karena terdapatnya
perbedaan komposisi kandungan fraksi pasir, debu dan liat yang terkandung pada
tanah. Dari ketiga jenis fraksi tersebut partikel pasir mempunyai ukuran
diameter paling besar yaitu 2 – 0.05 mm, debu dengan ukuran 0.05 – 0.002 mm dan
liat dengan ukuran < 0.002 mm. Pada beberapa tanah, kerikil batu dan batuan induk dari lapisan
lapisan tanah ada juga yang mempengaruhi tekstur dan penggunaan tanah.Tekstur
suatu tanah merupakan sifat yang hampir tidak berubah berlainan, dengan
struktur dan konsistensi. Memang kadang kadang didapati perubahan dalam lapisan
itu sendiri karena dipindahkannya lapisan permukaanya atau perkembangannya
lapisan permukaan yang baru. Karena sifatnya yang relative tetap untuk jangka
waktu tertentuh maka tekstur tanah sudah lama menjadi dasar klasifikasi tanah
serta struktur yang turut menentkan tata air dalam tanah yang berupa kecepatan
fitrasi, penetrasi dan kemampuan pengikatan air oleh tanah (Darmawijaya,1990).
Tekstur tanah dapat pula ditetapkan secara
kualitatif dilapangn dengan menggunakan perasaan. Tanah yang bisa diletakkan
diantara ibu jari dengan jari telunjuk dan kemudian saling ditekan dan
dirasakan. Terdapatnya tekstur profil tanah terkadang dapat member keuntungan
tetapi, tetapi kadang memberikan kerugian, tergantung pada tingkatan
perkembangan tanah sampai batas batas tertentu. Tekstur tanah menunjukkan kasar
dan halusnya tanah, tekstur tanah merupakan perbandingan antara butir butir pasir
debu dan liat. Teksur tanah dibedakan berdasarkan presentase kandungan pasir,
debu dan liat (Hadjowigeno, 2002).
B.
Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Tekstur Tanah
Faktor factor yang mempengaruhi tekstur tanah adalah sebagai
berikut:
1. Iklim
Iklim merupakan rerata cuaca pada jangka panjang
minimal permusim atau perperiode, dan seterusnya, dan cuaca adalah kondisi
iklim pada suatu waktu berjangka pendek misalnya harian, mingguan, bulanan dan
masimal semusim atau seperiode. Pengaruh curan hujan ialah sebagai pelarut dan
pengankut maka air hujan akan mempengarugi: (1) komposisi kimiawi mineral
penyusun tanah, (2) kedalaman dan diferensiasi profil tanah, (3)
sifat fsik tanah. Pengaruh temperatureSetiap kenaikan temperatur C akan meningkatkan penigkatannya laju reaksi kimiawi menjadi 2x
lipat. Meningkatkan pembentukan dan pelapukan dan pembentukan liat terjadi
seiring dengan peningkatannya temperature
Hubungan
antara temperature dan pertumbuhan tanaman serta akumulasi bahan organic cukup
kompleks. Kandungan bahan organic tanah adalah jumlah antara hasil penambha
bahan organik + laju mineralisasi bahan organic + kapasitas tanah melidungi
bahan organic dari mineralisasi (liat amorf) (Hanafiah, 2005).
2. Topografi
Tofografi
yang dimaksud adalah konfigurasi permukaan dari suatu area/wilayah. Perbedaan
tofografi akan mempengaruhi jenis tanah yang terbentuk. pada daerah
lereng infiltras. Sedangkan pada daerah datar/rendah, menerima kelebihan air
yang menyediakan air lebih banyak untuk proses genesis tanah.
a. Pengaruh slope/lereng
Kemiringan dan pandang lereng berpengaruh pada
genesis tanah. Semakin tanah curam lereng makin besar runcff dan eros tanah.
Hal yang mengakibatkan terhambatnya genesis tanah oleh
karena pertumbuhan tanaman terhambat dan sumbangan bahan organik
juga lebh kecil, pelapukan menjadi terhambat begitu pula dengan pembentukan
liat. Disamping itu, pencucian dan eluviasi berkurang. Dengan kata lain tanah
lebih tipis dan kurang berkembang di daerah lereng.
b. Pengaruh tinggi muka air dan drainase
Tanah mempunyai drainase baik pada slope yang
muka air tanah jauh di bawah permukaan tanah. Tanah yang berdrainase buruk
ditandai dengan muka air yang muncul di permukaan tanah yang menyebabkan
terjadinya kondisi anerobik dan reduksi. Tanah yang bedrainase buruk mempunyai
horison A biasanya berwarna gelap olh karena tingginya bahan organik, tapi
horison bawah pemukaannya cenderung kelabu (gray). Tanah berdrainase baik,
mempunyai horison A yang warnanya lebih terang dan horison bawahnya seragam
lebih gelap.(Hanafiah, 2005)
3. Organisme Hidup
Fungsi utama
organisme hidup adalah untuk menyediakan bahan organik bagi soil. Humus akan
menyediakan nutrien dan membantu menahan air. Tumbuhan membusuk akan melepaskan
asam organik yang meningkatkan pelapukan kimiawi. Hewan penggali seperti semut,
cacing, dan tikus membawa partikel soil ke permukaan dan mencampur bahan
organik dengan mineral. Lubang-lubang yang dibuat akan membantu sirkulasi air
dan udara, meningkatkan pelapukan kimiawi dan mempercepat pembentukan soil.
Mikroorganisme seperti bakteri, jamur, dan protozoa membantu proses pembusukan
bahan organik menjadi humus.(Hanafiah, 2005)
4. Waktu
Tanah
merupakan benda alam yang terus menerus berubah (dinamis) sehingga akibat
pelapukan dan pencucian yang terus menerus maka tanah tanah yang semakin tua
juga akan semakin kurus. Mineral yang banyak mengandung unsur hara telah habis
mengalami pelapukan sehingga tinggal mineral yang sukar lapuk seperti kuarsa.
Karena proses pembentukan tanah yang terus berjalan maka bahan induk tanah
berubah berturut turut menjadi tanah muda, tanah dewasa dan tanah tua. Tanah
muda hasil pembentukan horizon C dan horizon A. Tanah dewasa yaitu hasil
pembentukan horizon B yang masih muda (Bw). Tanah tua merupakan tanah dari
hasil pencucian yang terus menerus berlanjut sehingga tanah tersebut menjadi
kurus dan masam. Perlu diketahui bahwa tingkat perkebangan tanah
tidak setara dengan tingkat pelapukan tanah. Tingkat perkembangan tanah
berhubungan dengan perkembangan horizon horizon tanah, sedangkan tingkat
pelapukan tanah berhubungan dengan tingkat pelapukan mineral dalam tanah
(Hardjowigeno, 2003)
5. Bahan Induk
Pembentuk
bahan induk yang terbentuk dari batuan induk keras di dominasi oleh proses
disentegrasi secara fisik dan dekomposisi kimiawi partikel mineral dalam batuan
tersebut. Bahan induk yang berasal dari batu pasir. Pada batu kapur, tanah
terbentuk dari sisa-sisa bahan yang tidak larut setelah kalsium dan magnesium
karbonat terlarut dan terkunci. Liat adalah bahan yang dapat d temui pada batu
kapur, yang kemudian menjadikan tanah bertekstur halus. Bahan induk yang di
turunkan dari sedimen dibawah oleh air angin. Sedimen
koluvial terjadi pada lereng terjal dimana gravitasi adalah kekuatan
utama yang menyebabkan gerakan dan sedimentasi.sedimen koluvial adalah bahan
induk yang penting di areal bergunung/berbukit. Sedimen alluvial biasa ditemui
dimana-mana oleh karena penyebaran oleh banjir dan sungai. Contoh: kebanyakan
tanah-tanah pertanian di California terbentuk di lembahdiman alluvial adalah
bahan induk yang dominan.Pengaruh bahan induk terhadap genesis
tanah, Perkembangan horison terutama horison B tergantung pada translokasi
partikel halus oleh air. Bahan induk yang tersusun 100% pasir kuarsa tidak akan
hancur untuk mengahasilkan partikel koloid. Bahan induk yang bertekstur pasir
akan mendukung perkembangan horison bahasa daerah (humid). Bahan induk yang
tersusun atas partikel inter media akan berkembang menjadi berbagai jenis
tanah. Tekstur dan struktur tanah akan mempengaruhi genesis tanah melalui
proses infiltrasi dan erosi. Permeabilitas dan translokasi material dalam air,
proteksi dan akumulasi bahan organik dan ketebalan solum (horison A+B).
(Foth,H.D. 1990).
C.
Fungsi Tekstur Tanah
Tekstur tanah dapat berfungsi menentukan tata
air di dalam tanah yaitu berupa penetrasi, kecepatan infiltrasi, serta
kemampuan mengikat air. Tekstur tanah sangat menentukan reaksi fisik dan kimia
di dalam tanah, karena ukuran partikel tanah bisa menjadi faktor penentu luas
permukaan tanah. Fraksi debu dan pasir memiliki aktivitas permukaan yang minim
(rendah), sehingga secara kimia dan fisika bisa dianggap tidak aktif. Sedangkan
Fraksi liat merupakan yang terpenting karena memiliki luas permukaan yang
maksimal (tinggi).
Tekstur tanah sangat mempengaruhi kemampuan
aerasi, infiltrasi, serapan air, ketersediaan air di dalam tanah, serta laju
pergerakan air (perkolasi). Oleh karena itu, tekstur tanah juga secara tidak
langsung dapat mempengaruhi perkembangan pertumbuhan tanaman, perakaran, serta
penghematan dalam pemupukan. Penentuan tekstur tanah dapat dilakukan
berdasarkan 2 metode, yaitu metode hydrometer dan metode pipet. Penentuan
pemakaian kedua jenis metode itu berdasarkan perbedaan kecepatan partikel di
dalam air.
Tekstur debu merupakan
tekstur yang licin. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Hardjowigeno
(2002), bahwa tanah bertekstur debu karena lebih licin maka setiap satuan berat
mempunyai luas permukaan yang lebih besar sehingga kemampuan menahan air dan
menyediakan unsur hara tinggi. Tanah bertekstur licin lebih aktif dalam reaksi
kimia dari pada tanah bertekstur kasar.
`Untuk lapisan pertama dan kedua memiliki
tekstur yang sama, yaitu berstektur debu. Untuk lapisan pertama ini terjadi
karena persentase debu lebih tinggi dibandingkan pasir dan liat. Hal
ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sutedjo (1982) bahwa
yang menyebabkan tanah berstektur debu disebabkan oleh beberapa
hal yaitu bahan organik yang disebabkan oleh banyaknya sisa-sisa tumbuhan dan
sisa pembuangan lainnya.
Selain itu juga hal lain yang menyebabkan hal
diatas adalah permeabiitas atau kemampuan tanah untuk melepaskan air, mineral
liat, porositas. Sedangkan lapisan kedua berstruktur debu karena persentase
kandungan debu lebih tinggi dibandingkan dengan pasir atau liat. Sesuai dengan
segitiga tekstur, dari hasil penggabungan ketiga fraksi tersebut ditemukan 1
titik kelas tekstur yaitu debu.
Tekstur debu kurang baik untuk tanaman yang
sifatnya tidak tahan air karna tekstur liat memiliki menyerap dan
menahan air dan unsur hara yang tinggi namun melepaskan air yang rendah pula
sehingga kurang baik bagi pertumbuhan tanaman khususnya perumbuhan akar. Jika
akar tanaman tergenang air maka akan mengalami busuk akar sehingga pertumbuhan
tanaman akan terhambat karna tidak ada transportasi unur hara kebagian daun
yang akan diproses oleh fotosintesis untuk tanaman. Namun tekstur debu bisa
ditanami tanaman perkebunan.
Tanah bertekstur halus didominhasi oleh tanah
liat dengan tekstur yang lembut dan licin yang memiliki permukaan yang lebih
halus dibandingkan dengan tanah bertekstur kasar yang biasanya berbentuk pasir.
Sehingga tanah-tanah yang bertekstur halus memiliki kapasitas dalam proses
penyerapan unsur-unsur hara yang lebih besar dibandingkan dengan tanah yang
bertekstur kasar. Namun, pada tanah bertekstur lembut ini umumnya lebih subur
dibandingkan dengan tanah bertekstur kasar. Karena banyak mengandung unsur hara
dan bahan organic yang dibutuhkan oleh tanaman serta mudah dalam menyerap unsur
hara.
tekstur liat bersifat sangat lekat dan membentuk
sangat baik. Tanah yang mengandung liat
mempunyai permukaan yang sangat halus, yang mampu menyimpan air, akan tetapi
peredaran udara dan aerasi tanah tidak baik yang salah satu penyebabnya adalah
kurangnya pori pada tanah itu.
Penambahan bahan organik membantu mengatasi masalah kelebihan air tanah
berliat. Bahan organik membantu mengikat
butiran liat membentuk ikatan lebih besar sehingga memperbesar ruang-ruang
udara diantaranya ikatan butiran. Hal
ini sesuai dengan pendapat Foth(1988), bahwa selain daya simpan air, hara
tertentu dapat digunakan , dismipan pada
permukaan partikel tanah liat. Oleh
karena itu, tanayh liat bertindak sebagai reservoir penyimpanan air dan hara.
Semakin halus tekstur tanahnya maka kapasitas
adsorpsi menahan unsur – unsur hara lebih besar, dan lebih banyak mengandung unsur
hara dan bahan organik yang dibutuhkan tanaman, kapasitas memegang air juga
lebih besar sebab memiliki permukaan yang lebih luas. Disamping itu, Fraksi
liat bisa menaikkan kemampuan pertukaran kation.
Sedangkan tanah bertekstur kasar atau pasir memiliki
laju infiltrasi yang cepat dan lebih porus. Sehingga unsur hara akan ikut
hanyut dan yang tertahan didalam tanah semakin sedikit.. Tanah-tanah bertekstur
kasar memiliki makro porus yang lebih banyak, yang berfungsi dalam pergerakkan
udara dan air.
DAFTAR PUSTAKA
Darmawijaya, M.Isa,1990.
Klasifikasi Tanah. Gajah Mada University press. Yogyakarta.
Foth, Hendry D. 1990.
Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Erlangga Gajah Mada University Press:Yogyakarta.
Hanafiah, Ali
Kemas. 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Hardjowigono, H.S. 2002.
Ilmu Tanah. AkademikaPressindo, Jakarta.
Hardjowigono, H.S. 2003.
Ilmu Tanah. Akademika Pressindo, Jakarta
https://noviafujalestariwahyani.wordpress.com/2015/06/14/makalah-geografi-tanah-dan-lingkungan-judul-tekstur-tanah/.
Diunduh Pada Hari minggu 18/12/2016 pada pukul 09.00WIB
https://jujubandung.wordpress.com/2012/06/07/tanah-2/
Diunduh Pada Hari minggu 18/12/2016 pada pukul 09.47WIB
paragraf ke 2 dari terakhir sumbernya dari mana.? mohon fast respon? karena mau di kutip untuk skripsi
BalasHapus