Minggu, 01 Januari 2017

hubungan tekstur tanah dengan pengelolaan lahan



Sumber daya lahan merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan keberhasilan suatu sistem usaha pertanian, karena hampir semua usaha pertanian berbasis pada sumber daya lahan. Lahan adalah suatu wilayah daratan dengan ciri mencakup semua watak yang melekat pada atmosfer, tanah, geologi, timbulan, hidrologi dan populasi tumbuhan dan hewan, baik yang bersifat mantap maupun yang bersifat mendaur, serta kegiatan manusia di atasnya.
Salah satu manfaat dari mengetahui tekstur tanah ini adalah untuk memudahkan para petani mengetahui jenis komoditas mana yang cocok untuk di tanam di tanah tersebut Atau juga untuk mengetahui komoditas apa saja yang kurang cocok untuk ditanam di area tanah tersebut. Sedangkan untuk bidang lain selain pertanian misalnya bisa digunakan untuk mengetahui kondisi dan perubahan lingkungan yang terjadi di area tersebut.
Liat mempunyai butir-butir paling kecil. Hal ini memungkinkan sifat tanah akan menjadi sangat baik dalam menahan air. Namun jika ada air di permukaan tanah, tanah jenis liat cenderung sulit meresapkan air tersebut ke dalam dirinya. Sehingga, biasanya tanah liat ini mudah digenangi air dan tingkat erosinya cukup tinggi jika terpapar aliran air dan kondisinya berlereng. Tanah disebut baik jika komposisi fraksi pasir, debu dan liatnya seimbang. Seperti yang disebutkan di atas bahwa tanah yang terlalu tinggi kandungan liatnya akan cenderung mudah digenangi air. Begitu pula jika tanah tersebut terlalu tinggi kandungan pasirnya, maka tanah akan kurang bagus dalam menahan air sehigga cepat kering.

A.    Tekstur Tanah
Tanah terdiri dari butir-butir yang berbeda dalam ukuran dan bentuk, sehingga diperlukan istilah-istilah khusus yang memberikan ide tentang sifat teksturnya dan akan memberikan petunjuk tentang sifat fisiknya. Untuk ini digunakan nama kelas seperti pasir, debu, liat dan lempung. Nama kelas dan klasifikasinya ini, merupakan hasil riset bertahun-tahun dan lambat laun digunakan sebagai patokan. Tiga golongan pokok tanah yang kini umum dikenal adalah pasir, liat dan lempung (Buckmandan  Brady, 1992)
Tanah terdiri dari butiran-butiran yang berbedabaik dalam ukuran maupun bentuk.Besarnya partikel tanah relatif sangat kecil, yang biasanya diistilahkan dengan tekstur. Tekstur menunujukkan sifat halus dan kasarnya butiran-butiran tanah.Lebih khusus lagi, tekstur ditentukan oleh perbandingan antara kandungan pasir, debu, dan liat yang terdapat dalam tanah. Dalam pengukuran tekstur tanah, kerikil dan partikel yang lebih besar tidak diperhitungkan karena materi ini tidak mengambil peranan penting dalam penentuan tekstur tanah.
tekstur tanah adalah keadaan tingkat kehalusan tanah yang terjadi karena terdapatnya perbedaan komposisi kandungan fraksi pasir, debu dan liat yang terkandung pada tanah. Dari ketiga jenis fraksi tersebut partikel pasir mempunyai ukuran diameter paling besar yaitu 2 – 0.05 mm, debu dengan ukuran 0.05 – 0.002 mm dan liat dengan ukuran < 0.002 mm. Pada beberapa tanah, kerikil batu dan batuan induk dari lapisan lapisan tanah ada juga yang mempengaruhi tekstur dan penggunaan tanah.Tekstur suatu tanah merupakan sifat yang hampir tidak berubah berlainan, dengan struktur dan konsistensi. Memang kadang kadang didapati perubahan dalam lapisan itu sendiri karena dipindahkannya lapisan permukaanya atau perkembangannya lapisan permukaan yang baru. Karena sifatnya yang relative tetap untuk jangka waktu tertentuh maka tekstur tanah sudah lama menjadi dasar klasifikasi tanah serta struktur yang turut menentkan tata air dalam tanah yang berupa kecepatan fitrasi, penetrasi dan kemampuan pengikatan air oleh tanah (Darmawijaya,1990).
Tekstur tanah dapat pula ditetapkan secara kualitatif dilapangn dengan menggunakan perasaan. Tanah yang bisa diletakkan diantara ibu jari dengan jari telunjuk dan kemudian saling ditekan dan dirasakan. Terdapatnya tekstur profil tanah terkadang dapat member keuntungan tetapi, tetapi kadang memberikan kerugian, tergantung pada tingkatan perkembangan tanah sampai batas batas tertentu. Tekstur tanah menunjukkan kasar dan halusnya tanah, tekstur tanah merupakan perbandingan antara butir butir pasir debu dan liat. Teksur tanah dibedakan berdasarkan presentase kandungan pasir, debu dan liat (Hadjowigeno, 2002).


B.     Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tekstur Tanah
Faktor factor yang mempengaruhi tekstur tanah adalah sebagai berikut:
1.  Iklim
Iklim merupakan rerata cuaca pada jangka panjang minimal permusim atau perperiode, dan seterusnya, dan cuaca adalah kondisi iklim pada suatu waktu berjangka pendek misalnya harian, mingguan, bulanan dan masimal semusim atau seperiode. Pengaruh curan hujan ialah sebagai pelarut dan pengankut maka air hujan akan mempengarugi: (1) komposisi kimiawi mineral penyusun tanah, (2) kedalaman dan diferensiasi profil tanah,  (3) sifat fsik tanah. Pengaruh temperatureSetiap kenaikan temperatur C akan meningkatkan penigkatannya laju reaksi kimiawi menjadi 2x lipat. Meningkatkan pembentukan dan pelapukan dan pembentukan liat terjadi seiring dengan peningkatannya temperature
            Hubungan antara temperature dan pertumbuhan tanaman serta akumulasi bahan organic cukup kompleks. Kandungan bahan organic tanah adalah jumlah antara hasil penambha bahan organik + laju mineralisasi bahan organic + kapasitas tanah melidungi bahan organic dari mineralisasi (liat amorf) (Hanafiah, 2005).
2.  Topografi
      Tofografi yang dimaksud adalah konfigurasi permukaan dari suatu area/wilayah. Perbedaan tofografi akan mempengaruhi jenis tanah yang terbentuk.  pada daerah lereng infiltras. Sedangkan pada daerah datar/rendah, menerima kelebihan air yang menyediakan air lebih banyak untuk proses genesis tanah.
a. Pengaruh slope/lereng
Kemiringan dan pandang lereng berpengaruh pada genesis tanah. Semakin tanah curam lereng makin besar runcff dan eros tanah. Hal yang mengakibatkan terhambatnya genesis tanah oleh karena  pertumbuhan tanaman terhambat dan sumbangan bahan organik juga lebh kecil, pelapukan menjadi terhambat begitu pula dengan pembentukan liat. Disamping itu, pencucian dan eluviasi berkurang. Dengan kata lain tanah lebih tipis dan kurang berkembang di daerah lereng.
b. Pengaruh tinggi muka air dan drainase
Tanah mempunyai drainase baik pada slope yang muka air tanah jauh di bawah permukaan tanah. Tanah yang berdrainase buruk ditandai dengan muka air yang muncul di permukaan tanah yang menyebabkan terjadinya kondisi anerobik dan reduksi. Tanah yang bedrainase buruk mempunyai horison A biasanya berwarna gelap olh karena tingginya bahan organik, tapi horison bawah pemukaannya cenderung kelabu (gray). Tanah berdrainase baik, mempunyai horison A yang warnanya lebih terang dan horison bawahnya seragam lebih gelap.(Hanafiah, 2005)

3.  Organisme Hidup
      Fungsi utama organisme hidup adalah untuk menyediakan bahan organik bagi soil. Humus akan menyediakan nutrien dan membantu menahan air. Tumbuhan membusuk akan melepaskan asam organik yang meningkatkan pelapukan kimiawi. Hewan penggali seperti semut, cacing, dan tikus membawa partikel soil ke permukaan dan mencampur bahan organik dengan mineral. Lubang-lubang yang dibuat akan membantu sirkulasi air dan udara, meningkatkan pelapukan kimiawi dan mempercepat pembentukan soil. Mikroorganisme seperti bakteri, jamur, dan protozoa membantu proses pembusukan bahan organik menjadi humus.(Hanafiah, 2005)

4. Waktu
            Tanah merupakan benda alam yang terus menerus berubah (dinamis) sehingga akibat pelapukan dan pencucian yang terus menerus maka tanah tanah yang semakin tua juga akan semakin kurus. Mineral yang banyak mengandung unsur hara telah habis mengalami pelapukan sehingga tinggal mineral yang sukar lapuk seperti kuarsa. Karena proses pembentukan tanah yang terus berjalan maka bahan induk tanah berubah berturut turut menjadi tanah muda, tanah dewasa dan tanah tua. Tanah muda hasil pembentukan horizon C dan horizon A. Tanah dewasa yaitu hasil pembentukan horizon B yang masih muda (Bw). Tanah tua merupakan tanah dari hasil pencucian yang terus menerus berlanjut sehingga tanah tersebut menjadi kurus dan masam. Perlu diketahui bahwa tingkat perkebangan  tanah tidak setara dengan tingkat pelapukan tanah. Tingkat perkembangan tanah berhubungan dengan perkembangan horizon horizon tanah, sedangkan tingkat pelapukan tanah berhubungan dengan tingkat pelapukan mineral dalam tanah (Hardjowigeno, 2003)

5. Bahan Induk
      Pembentuk bahan induk yang terbentuk dari batuan induk keras di dominasi oleh proses disentegrasi secara fisik dan dekomposisi kimiawi partikel mineral dalam batuan tersebut. Bahan induk yang berasal dari batu pasir. Pada batu kapur, tanah terbentuk dari sisa-sisa bahan yang tidak larut setelah kalsium dan magnesium karbonat terlarut dan terkunci. Liat adalah bahan yang dapat d temui pada batu kapur, yang kemudian menjadikan tanah bertekstur halus. Bahan induk yang di turunkan dari sedimen dibawah oleh air angin. Sedimen koluvial  terjadi pada lereng terjal dimana gravitasi adalah kekuatan utama yang menyebabkan gerakan dan sedimentasi.sedimen koluvial adalah bahan induk yang penting di areal bergunung/berbukit. Sedimen alluvial biasa ditemui dimana-mana oleh karena penyebaran oleh banjir dan sungai. Contoh: kebanyakan tanah-tanah pertanian di California terbentuk di lembahdiman alluvial adalah bahan induk yang dominan.Pengaruh bahan induk terhadap genesis tanah, Perkembangan horison terutama horison B tergantung pada translokasi partikel halus oleh air. Bahan induk yang tersusun 100% pasir kuarsa tidak akan hancur untuk mengahasilkan partikel koloid. Bahan induk yang bertekstur pasir akan mendukung perkembangan horison bahasa daerah (humid). Bahan induk yang tersusun atas partikel inter media akan berkembang menjadi berbagai jenis tanah. Tekstur dan struktur tanah akan mempengaruhi genesis tanah melalui proses infiltrasi dan erosi. Permeabilitas dan translokasi material dalam air, proteksi dan akumulasi bahan organik dan ketebalan solum (horison A+B). (Foth,H.D. 1990).

C.    Fungsi Tekstur Tanah
Tekstur tanah dapat berfungsi menentukan tata air di dalam tanah yaitu berupa penetrasi, kecepatan infiltrasi, serta kemampuan mengikat air. Tekstur tanah sangat menentukan reaksi fisik dan kimia di dalam tanah, karena ukuran partikel tanah bisa menjadi faktor penentu luas permukaan tanah. Fraksi debu dan pasir memiliki aktivitas permukaan yang minim (rendah), sehingga secara kimia dan fisika bisa dianggap tidak aktif. Sedangkan Fraksi liat merupakan yang terpenting karena memiliki luas permukaan yang maksimal (tinggi).
Tekstur tanah sangat mempengaruhi kemampuan aerasi, infiltrasi, serapan air, ketersediaan air di dalam tanah, serta laju pergerakan air (perkolasi). Oleh karena itu, tekstur tanah juga secara tidak langsung dapat mempengaruhi perkembangan pertumbuhan tanaman, perakaran, serta penghematan dalam pemupukan. Penentuan tekstur tanah dapat dilakukan berdasarkan 2 metode, yaitu metode hydrometer dan metode pipet. Penentuan pemakaian kedua jenis metode itu berdasarkan perbedaan kecepatan partikel di dalam air.
Tekstur debu merupakan tekstur yang licin. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Hardjowigeno (2002), bahwa tanah bertekstur debu karena lebih licin maka setiap satuan berat mempunyai luas permukaan yang lebih besar sehingga kemampuan menahan air dan menyediakan unsur hara tinggi. Tanah bertekstur licin lebih aktif dalam reaksi kimia dari pada tanah bertekstur kasar.
`Untuk lapisan pertama dan kedua memiliki tekstur yang sama, yaitu berstektur debu. Untuk lapisan pertama ini terjadi karena persentase debu lebih tinggi dibandingkan  pasir dan liat. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sutedjo (1982) bahwa yang  menyebabkan tanah berstektur debu disebabkan oleh beberapa hal yaitu bahan organik yang disebabkan oleh banyaknya sisa-sisa tumbuhan dan sisa pembuangan lainnya.
Selain itu juga hal lain yang menyebabkan hal diatas adalah permeabiitas atau kemampuan tanah untuk melepaskan air, mineral liat, porositas. Sedangkan lapisan kedua berstruktur debu karena persentase kandungan debu lebih tinggi dibandingkan dengan pasir atau liat. Sesuai dengan segitiga tekstur, dari hasil penggabungan ketiga fraksi tersebut ditemukan 1 titik kelas tekstur yaitu debu.
Tekstur debu kurang baik untuk tanaman yang sifatnya tidak tahan air  karna tekstur liat memiliki menyerap dan menahan air dan unsur hara yang tinggi namun melepaskan air yang rendah pula sehingga kurang baik bagi pertumbuhan tanaman khususnya perumbuhan akar. Jika akar tanaman tergenang air maka akan mengalami busuk akar sehingga pertumbuhan tanaman akan terhambat karna tidak ada transportasi unur hara kebagian daun yang akan diproses oleh fotosintesis untuk tanaman. Namun tekstur debu bisa ditanami tanaman perkebunan.
Tanah bertekstur halus didominhasi oleh tanah liat dengan tekstur yang lembut dan licin yang memiliki permukaan yang lebih halus dibandingkan dengan tanah bertekstur kasar yang biasanya berbentuk pasir. Sehingga tanah-tanah yang bertekstur halus memiliki kapasitas dalam proses penyerapan unsur-unsur hara yang lebih besar dibandingkan dengan tanah yang bertekstur kasar. Namun, pada tanah bertekstur lembut ini umumnya lebih subur dibandingkan dengan tanah bertekstur kasar. Karena banyak mengandung unsur hara dan bahan organic yang dibutuhkan oleh tanaman serta mudah dalam menyerap unsur hara.
tekstur liat bersifat sangat lekat dan membentuk sangat baik.  Tanah yang mengandung liat mempunyai permukaan yang sangat halus, yang mampu menyimpan air, akan tetapi peredaran udara dan aerasi tanah tidak baik yang salah satu penyebabnya adalah kurangnya pori pada tanah itu.  Penambahan bahan organik membantu mengatasi masalah kelebihan air tanah berliat.  Bahan organik membantu mengikat butiran liat membentuk ikatan lebih besar sehingga memperbesar ruang-ruang udara diantaranya ikatan butiran.  Hal ini sesuai dengan pendapat Foth(1988), bahwa selain daya simpan air, hara tertentu dapat digunakan , dismipan  pada permukaan partikel tanah liat.  Oleh karena itu, tanayh liat bertindak sebagai reservoir penyimpanan air dan hara.
Semakin halus tekstur tanahnya maka kapasitas adsorpsi menahan unsur – unsur hara lebih besar, dan lebih banyak mengandung unsur hara dan bahan organik yang dibutuhkan tanaman, kapasitas memegang air juga lebih besar sebab memiliki permukaan yang lebih luas. Disamping itu, Fraksi liat bisa menaikkan kemampuan pertukaran kation.
Sedangkan tanah bertekstur kasar atau pasir memiliki laju infiltrasi yang cepat dan lebih porus. Sehingga unsur hara akan ikut hanyut dan yang tertahan didalam tanah semakin sedikit.. Tanah-tanah bertekstur kasar memiliki makro porus yang lebih banyak, yang berfungsi dalam pergerakkan udara dan air.












DAFTAR PUSTAKA


Darmawijaya, M.Isa,1990. Klasifikasi Tanah. Gajah Mada University press. Yogyakarta.
Foth, Hendry D. 1990. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Erlangga Gajah Mada University Press:Yogyakarta.
Hanafiah, Ali Kemas.  2005.  Dasar-dasar Ilmu Tanah.  Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Hardjowigono, H.S. 2002. Ilmu Tanah. AkademikaPressindo, Jakarta.
Hardjowigono, H.S. 2003. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo, Jakarta
 https://noviafujalestariwahyani.wordpress.com/2015/06/14/makalah-geografi-tanah-dan-lingkungan-judul-tekstur-tanah/. Diunduh Pada Hari minggu 18/12/2016 pada pukul 09.00WIB
https://jujubandung.wordpress.com/2012/06/07/tanah-2/ Diunduh Pada Hari minggu 18/12/2016 pada pukul 09.47WIB

1 komentar:

  1. paragraf ke 2 dari terakhir sumbernya dari mana.? mohon fast respon? karena mau di kutip untuk skripsi

    BalasHapus

Improve yourself right now. “Kita sering menunda-nunda pekerjaan, rencana yang telah kita buat, keinginan yang kita rencanakan, cita-cita yang harus diwujudkan hanya karena alasan yang kita jadikan buat pembenaran”.

  “alasan yang kita jadikan buat pembenaran”, saya ingin tekankan pada kata ini. Misalnya dulu ketika SMA, saya ingin menjadi pintar ju...