Minggu, 01 Januari 2017

pengaruh biochar terhadap pertumbuhan cabai merah (proposal penelitian)




BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Cabai merah merupakan kelompok tanaman yang tergolong hortikultura yang sering kita temui di pasar. Tanaman ini berbentuk perdu yang tingginya mencapai lebih dari satu meter dan bisa di panen lebih dari satu kali. Buah cabai merah sendiri memiliki banyak kandungan gizi dan vitamin, seperti : kalori, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, vitamin A, B1 dan Vitamin C. Selain itu, cabai merah sendiribanyak dimanfaatkan sebagai menu masakan masyarakat, industri bumbu makanan dan industri obat-obatan tradisional (Herawati, 2012). Budidaya cabai merah dapat meningkatkan pendapatan petani karena banyaknya kebutuhan konsumen akan produk ini yang biasanya harganya melonjak memasuki bulan ramadhan.
Nusa Tenggara Barat merupakan salah satu dari 34 provinsi yang ada di Indonesia yang juga merupakan penghasil komoditi cabai merah. Menurut Badan Pusat Statistik NTB (2014) produksi cabai merah di provinsi Nusa Tenggara Barat pada tahun 2012 sebesar 36.882 ton sedangkan pada tahun 2013 menurun menjadi 35.324 ton atau sekitar 4,22%. artinya produksi cabai merah di provinsi Nusa Tenggara Barat cenderung menurun yang mengakibatkan pemerintah mau tidak mau melakukan impor produk cabai merah dari luar. Berdasarkan data tersebut bahwa terjadi penurunan produksi cabai merah pada tahun 2013 dibandingkan tahun sebelumnya. Suwardji (2013) melaporkan hal ini diakibatkan oleh alih fungsi lahan menjadi non pertanian, Kesuburan fisik, kimia dan biologi tanah menurun, Degradasi lahan yang kaitannya dengan lahan kering berproduksi rendah dan bahan organik tanah yang rendah. Seperti halnya tanah di pulau Lombok tengah bagian selatan yang didominasi oleh tanah vertisol di Desa Batu Jai dengan jumlah bulan hujan hanya berkisar 3-4 bulan dengan kandungan bahan organik dalam tanah yang rendah yaitu 0,58-1,46 %  dan didominasi oleh tanah vertisol. (Kusnartaet al, 2011).
Untuk mengatasi hal tersebut perlu adanya suatu langkah yang tepat dengan membuat suatu bedengan yang mengolah tanah seminimum mungkin (Minimum tillage) dan bertahan lama atau yang sering dikenal sebagai system bedeng permanen.Sistem bedeng permanen merupakan suatu sistem pengolahan tanah yang baik untuk mengolah tanah vertisol seminimum mungkin (Minimum tillage) dan bisa digunakan dalam kurun waktu yang yang lama (4 atau 5 tahun). Keunggulan dari sistem bedeng permanen sendiri adalah dapat meningkatkan kesuburan tanah, memperbaiki kemantapan agregat tanah, mengurangi biaya pengolahan tanah, efisiensi dalam penggunaan air dan meningkatkan pendapatan petani(Ma’shumet al., 2005).Menurut Mahrupet al. (2005) menyatakan bahwa penerapan sistem bedengan permanen dapat memberikan hasil yang baik pada tanaman palawija yang ditanam setelah panen padi dimusim hujan karena dapat menghemat penggunaan air.
Upaya untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil cabai merah pada sistem bedeng permanen adalah dengan memasukkan limbah hasil-hasil pertanian yang sudah matang atau bahan organik ke dalam tanah. Menurut Hanafiah (2004) Bahan organik mempunyai peranan yang penting dalam kesuburan tanah yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman karena memiliki senyawa perangsang tumbuh sebagai pembenah tanah maupun media tumbuh tanaman sehinga penambahan bahan organik kedalam tanah sangat perlu dilakukan. Bahan organik tersebut seperti pupuk kandang dan biochar. Menurut Sukartono (2011) Biochar adalah arang hayati yang terbuat dari berbagai limbah pertanian organik yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik karena mengandung senyawa-senyawa bermanfaat seperti N, P, K, Ca dan Mg. Sedangkan Menurut Mulyati dan Susilowati (2006) bahwa pupuk kandang berperan sebagai bahan pembenah tanah dan juga mempunyai banyak manfaat seperti memperbaiki struktur tanah, mengikat lengas, meningkatkan daya ikat ion, memacu aktivitas mikroba pendaur hara dan pendekomposisi bahan organik di dalam tanah. Pupuk kandang memiliki unsur hara yang berguna bagi pertumbuhan dan produktivitas cabai merah seperi N,P, K, Ca, Mg dan S.

Dari hasil penelitian yang pernah dilakukan, bahwa biochar lebih lambat dalam menyediakan unsur hara bagi tanaman dibandingkan dengan pupuk kandang, akan tetapi dalam mempertahankan jumlah karbon dan unsur hara dalam tanah Biochar lebih baik jika diaplikasikan di lapangan. Hal ini karena sifat stabil dari biochar dan secara kimia dan biologis, biochar dalam tanah bersifat rekalsitran sehingga relatif tahan terhadap perombakan mikroorganisme, sehingga dapat bertahan dengan waktu yang lama. Penggunaan biochar dalam  mempertahankan sifat fisik dan kimia dalam tanah lebih hemat dalam aplikasi di lapangan dibandingkan dengan pupuk kandang yang harus diberikan pada setiap musim tanam di tanah vertisol untuk mempertahankan sifat fisik dan kimia tanah serta memerlukan tenaga dan biaya yang banyak. Penambahan pupuk kandang di tanah vertisol disatu sisi mampu dengan segera meneyediakan hara, akan tetapi unsur-unsur hara didalamnya lebih cepat tercuci dibandingkan menggunakan biochar. Hal ini karena biochar secara langsung berkontribusi terhadap jerapan hara melalui interaksi muatan pada luas permukaan jerapan yang tinggi. Sehingga alternatif yang paling baik adalah mencampur biochar dan pupuk kandang agar hasil pencampuran dari kedua bahan organik tersebut lebih baik lagi. Pencampuran dari biochar dan pupuk kandang memiliki keuntungan karena kedua bahan ini mempuyai peran yang sama pada tanah yaitu sebagai bahan pembenah tanah. Penggunaan biochar dan pupuk kandang sebagai bahan pembenah tanah dapat mempengaruhi sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Sifat fisik tanah sendiri antara lain dapat meningkatkan kemampuan tanah dalam menahan air, memperbaiki struktur tanah serta menurunkan keteguhan tanah. Pengaruh dari sifat kimia tanah seperti memperbaiki pH tanah, meningkatkan C organik dalam tanah serta unsur hara N, P dan K. Serta sifat biologi tanah adalah memacu aktivitas mikroorganisme yang menguntungkan (Ma’shum dan Sukartono, 2012).
Kandungan dari biochar dan pupuk kandang yang diaplikasikan pada sistem bedeng permanen mempunyai manfaat yang baik dalam budiddaya cabai merah di Desa Batu Jai yang tergolong tanah vertisol. Sifat dari tanah vertisol sendiri sangat lengket dimusim hujan dan sangat keras dimusim panas sampai terlihat retakan-retakan yang begitu dalam atau dikenal dengan istilah mengembang dan mengkerut. Sehingga petani di Desa Batu Jai banyak yang mengeluh karena tanahnya sulit diolah dan tenaga serta biaya yang dikeluarkan pun cukup besar. Pengaruh dari kedua bahan organik tersebut bisa memperbaiki struktur tanah vertisol menjadi lebih remah agar sistem perakaran tanaman mudah menembus tanah. Oleh karena itu dengan penggunaan campuran kedua bahan organik tersebut yang diaplikasikan pada sistem bedeng permanen dapat memberikan pengaruh yang baik terhadap tanah vertisol yang berada di Desa Batu Jai.
Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilakukan penelitian tentang :Modifikasi Campuran Biochar dan Pupuk Kandang Yang Diaplikasikan Pada Sistem Bedeng Permanen Tanaman Cabai Merah.
1.2.Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.2.1.  Tujuan Penelitian
Tujuan dari kegiatan penelitian ini adalah untuk mengetahui dosis campuran biochar dan pupuk kandang yang terbaik bagi pertumbuhan dan hasil tanaman cabai merah (Capsicum annum, L.) serta kesuburan fisik dan kimia tanah pada sistem bedeng permanen.
1.2.2.   Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan informasi yang baik kepada masyarakat, petani dan pemerintah tentang dosis mana yang paling baik dalam penggunaan biochar sekam padi yang dicampur pupuk kandang pada sistem bedeng permanen untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil cabai merah.
1.3. Hipotetis
Diduga dengan pemberian dosis biochar sekam padi yang dicampur dengan pupuk kandang yang berbeda dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil cabai merah serta kesuburan fisik dan kimia tanah pada sistem bedeng permanen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Improve yourself right now. “Kita sering menunda-nunda pekerjaan, rencana yang telah kita buat, keinginan yang kita rencanakan, cita-cita yang harus diwujudkan hanya karena alasan yang kita jadikan buat pembenaran”.

  “alasan yang kita jadikan buat pembenaran”, saya ingin tekankan pada kata ini. Misalnya dulu ketika SMA, saya ingin menjadi pintar ju...