“alasan yang kita jadikan buat pembenaran”, saya ingin
tekankan pada kata ini. Misalnya dulu ketika SMA, saya ingin menjadi pintar
juara kelas, lalu saya berusaha sekuat tenaga untuk belajar, meminjam buku,
bertanya kepada guru dan teman-teman yang bisa. Tetapi sekitar 1 minggu,
semangat yang semula telah terpatri mulai lemah karena saya melihat ada metode yang
lebih mudah dalam mengumpulkan materi dan tidak lelah bertanya kepada guru dan
teman-teman, yaitu menggunakan laptop. Dalam pikiran saya,” seandainya saya
memiliki laptop akan lebih mudah bagi saya untuk belajar”. Akhirnya mulailah
saya meminta dibelikan laptop sama orang tua dan ternyata dikasih. Bahkan saya
termasuk orang yang pertama-tama memiliki laptop pada waktu SMA dulu.
Hasilnya
apa?, tetap tidak ada perubahan malahan saya beralih dari mengumpulkan materi
buat belajar menjadi mengumpulkan film-film terbaik buat ditonton. Sampai kuliah
pun kebiasaan ini terus berlanjut dan malah mengganggu pembelajaran saya. Selang
beberapa waktu, muncul kembali hp Android dimana kecepatan mengumpulkan data
informasi secepat kilat, saya merasa membuka dan menutup laptop sangat riskan,
ada metode yang lebih cepat dan
berada di dalam genggaman setiap waktu, mungkin nanti setelah memiliki hp
android ini saya lebih cepat dalam peningkatan akademik saya. Hasilnya kembali
lagi seperti biasa, HP android hanya digunakan membaca WA, FB, YOUTUBE, dan
banyak hal yang membuang waktu sia-sia. Alasan-alasan seperti ini akan terus
berjalan tiada akhir sampai menuju kematian, tidak akan pernah putus. Masalah sebenarnya
ada didalam diri kamu sendiri yaitu keinginan yang kuat, tidak perduli sehebat
apapun rintangannya, tujuan kita hanya pada satu titik, tidak membuat
alasan-alasan yang remeh untuk menghambat kemajuan kita. Terus maju dan
bergerak!!!
Sekecil apapun usaha dan solusi yang
kita temukan terus lakukan, jangan berhenti. Jika ada bisikan-bisikan yang berasal
dari dalam diri, teruslah lawan. Seperti kata pepatah,”musuh terbesar kalian
adalah diri kalian sendiri”.
test
BalasHapus