Jumat, 04 Agustus 2017

Benih Hibrida sebagai monopoli pertanian

             Salah satu kebutuhan utama petani adalah benih yang bermutu. Awalnya benih bukanlah jadi persoalan, mereka bisa membuatnya sendiri dan begitu banyak varietas lokal yang bisa ditanam. namun sekarang, benih menjadi persoalan utama dalam meningkatkan produksi pertanian. disamping itu, harga benih bersertifikat terus saja naik tidak perduli dengan kondisi petani. sedangkan petani hanya dapat mengiyakan saja, mereka pasrah dengan keadaan, mereka akan tetap membelinya, karena sudah berpuluh-puluh tahun sudah terbiasa menggunakan benih tersebut. walaupun risikonya sangat besar, baik itu dari input yang harus diintensifkan dan perawatan lainnya yang membutuhkan begitu banyak tenaga dan keuangan. dikarenakan jenis benih yang digunakan adalah benih hibrida. kondisi lingkungan harus sesuai dan dapat mensuplai kebutuhan nutrisi tanaman agar dapat berproduksi secara maksimal.
            Benih hibrida adalah  jenis benih yang tidak bisa ditanam kembali, benih bisa hidup. namun hasilnya nanti tidak akan sama dengan induknya, karena benih ini merupakan hasil keturunan pertama. Semua sifat pada generasi kedua akan bersegregasi atau memisah, bisa itu menghasilkan produksi tinggi atau rendah, hasilnya menjadi tidak menentu dan sangat bervariatif. disamping itu, tanaman hibrida telah dimandulkan bunganya hingga mereka tidak dapat menghasilkan keturunan sebagaimana mestinya.
            Para ahli pertanian begitu mengagung-agungkan yang namanya benih hibrida. namun mereka tidak sadar akan dampak ke depannya terhadap para petani. Petani begitu bergantung akan benih ini dan menjadi faktor pembatas produksi pertanian. dulunya, benih bukanlah sebagai faktor yang membatasi peningkatan produksi. Disamping itu, berbagai macam input harus diperbanyak dan diintensifkan, tidak perduli akan dampak kerusakan lingkungan, air dan tanah untuk mencapai produksi setinggi-tingginya yang hanya bersifat sementara. Pada akhirnya tidak akan terbentuk petani mandiri, begitu banyak faktor pembatas harus diselesaikan akibat dari penggunaan benih ini.
            Kemudian, keterampilan petani yang kreatif dulunya hilang begitu saja. skill untuk membuat benih sendiri telah hilang, akibat mereka terlalu dimanja. kejadian dilapangan menunjukkan, petani tetap saja menanam benih hibrida walaupun telah mengalami banyak kerugian, karena benih tersebut tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan yang serba kekurangan. sedangkan mayoritas lahan kita adalah marginal, lahan kering, dan sebagai. Lahan tersebut tidak akan mampu memenuhi nutrisi tanaman tersebut.
            Oleh karena itu, mari kita tumbuhkan kesadaran generasi muda akan dampak negatif dari teknologi ini. Kita harus mampu membentuk petani yang tangguh dan mandiri kreatif. kemudian memunculkan solusi kreatif yang dapat menyelesaikan masalah petani.












Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Improve yourself right now. “Kita sering menunda-nunda pekerjaan, rencana yang telah kita buat, keinginan yang kita rencanakan, cita-cita yang harus diwujudkan hanya karena alasan yang kita jadikan buat pembenaran”.

  “alasan yang kita jadikan buat pembenaran”, saya ingin tekankan pada kata ini. Misalnya dulu ketika SMA, saya ingin menjadi pintar ju...