Senin, 07 Agustus 2017

Generasi Muda Enggan Bertani

Pemerintah Indonesia terus khawatir menurunnya minat generasi muda untuk bertani dan terus mengadakan program untuk menggaet generasi muda untuk mau bekerja di sektor pertanian. Generasi muda sangat diharapkan dalam mengubah wajah pertanian Indonesia yang terus melakukan impor dan tidak mampu memenuhi kebutuhannya sendiri. namun generasi muda malah semakin menjauh dari sektor ini. Tidak hanya itu, sarjana-sarjana pertanian saja enggan untuk bertani apalagi masyarakat umum yang tidak  memiliki pengetahuan tentang pertanian secara lebih luas.

Salah satu yang membuat kondisi pertanian kita semakin terpuruk dan ditinggalkan adalah sistem yang digunakan tidak sesuai dengan kondisi yang ada. sehingga memberikan pemikiran yang buruk terhadap generasi muda. Misalnya pertanian di Indonesia cenderung menanam padi dan jagung. kedua komoditi ini sangat intensif perawatannya sehingga mau tidak mau petani harus stand by di Lahannya sehari penuh dari awal sampai panen nanti. Jika dilihat dari kebiasaan generasi muda sekarang mereka akan membagi waktu-waktunya. kalau pagi belajar ke Sekolah dan sorenya main bola atau olahraga. Ini sangat tidak sinkron dengan kebiasaan generasi muda sekarang. Padahal masalah ini dapat dipecahkan dengan menanam buah-buahan. Namun petani kita sangat jarang mempraktekkannya, malahan lahan yang dulunya kebun habis ditebang untuk menanam padi dan jagung.

kedua, sistem pertanian kita sangat berisiko. Dapat dilihat di Lapangan, petani hanya menanam satu tanaman atau dengan sistem monokultur, jika gagal maka tidak akan ada lagi yang dapat diandalkan. sedangkan biaya input pengolahan dan perawatannya sudah sedemikian besar, karena menggunakan sistem traditional. Ditambah dengan faktor pembatas yang tidak menentu seperti cuaca, harga pasaran, dan ketersediaan tenaga kerja.

Ketiga, para orangtua tidak mengizinkan anaknya untuk bertani. sebagian besar orangtua tidak akan mau anaknya menjadi seorang petani. karena mereka sudah tahu sendiri menjadi petani itu sangat menyusahkan dan melelahkan. sehingga mereka menyekolahkan anaknya setinggi mungkin supaya memiliki nasib yang lebih baik. Mereka lebih rela anaknya menjadi karyawan di Kantor atau menjadi pegawai negeri. Bahkan mereka menjual tanah dan mempertaruhkan harta semuanya untuk menjadikan anaknya sebagai pegawai negeri atau memasukkannya ke militer. Karena menjadi petani sungguh merupakan pekerjaan yang tidak menentu dan berisiko. Walaupun pertanian sangat dibutuhkan oleh negeri ini.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Improve yourself right now. “Kita sering menunda-nunda pekerjaan, rencana yang telah kita buat, keinginan yang kita rencanakan, cita-cita yang harus diwujudkan hanya karena alasan yang kita jadikan buat pembenaran”.

  “alasan yang kita jadikan buat pembenaran”, saya ingin tekankan pada kata ini. Misalnya dulu ketika SMA, saya ingin menjadi pintar ju...